Imlek biasanya disertai dengan hujan lebat, bahkan hujan badai. Konon takhyulnya adalah hujan yang berlimpah di seputar hari Imlek merupakan tanda rejeki besar bagi semua untuk satu tahun kedepan. Namun coba bilang itu ke pilot dan awak kabin yang sedang akan mendarat di bandara yang sedang terkena hujan badai di long weekend Imlek.

Imlex-IW1816
Wings Air IW1816 (ATR72-600 PK-WGW) terbang slalom a la cuaca Imlek di sore hari 7 Februari 2016.

Pesawat bisa terbang dengan jalur yang aneh² demi menghindari cuaca buruk, demi kenyamanan penumpang dan juga demi keselamatan penerbangan. Pihak ATC pun juga cukup pusing dengan deviasi dari airway yang biasa digunakan yang diminta oleh pesawat².

SUB-Imlekweather
Pantauan radar cuaca dari Bandara Juanda sore hari tanggal 7 Februari 2016, yang membuat beberapa penerbangan “terpaksa” terbang slalom. Namun awan yang hujannya deras adalah yang berwarna kuning dan merah di radar.

Di darat, ada macam² kendala dari hujan deras terhadap proses persiapan pesawat untuk terbang. Menggerakkan garbarata untuk menempel ke pesawat bisa lebih pelan karena operator garbarata harus lebih hati². Sama juga dengan memindahkan tangga², gerobak bagasi, truk bahan bakar, truk catering, dan lain², semua harus lebih hati².

Kalau tidak menggunakan garbarata dan hujan deras ada lagi kendala² lain:

  • Kalau parkir jauh dari gedung terminal, maka penumpang juga harus menunggu bis karena tidak ada yang mau kehujanan.
  • Bila ada angin yang menghembus banyak air masuk ke dalam, maka bisa2 proses boarding dihentikan sementara.
  • Belum lagi pergerakan penumpang yang naik/turun di tangga jauh lebih perlahan karena takut jatuh.
  • Khusus 737 family dan A320 family
    • Boarding/deboarding hanya menggunakan tangga belakang, otomatis ini memperlambat proses boarding dan deboarding
    • Catering upload ke galley depan bisa terhambat
    • Ini dikarenakan mencegah terlalu banyak air hujan masuk ke lantai pesawat disekitar pintu depan yang berada diatas banyak sekali peralatan avionic / electronik pesawat.

Ini semua potensi² delay kecil² yang bisa cepat sekali menumpuk menjadi delay yang besar.

Imlek-GA7309
ATR72-600 Garuda ini memutar untuk menghindari cuaca (7 Februari 2016)

Hujan badai atau hujan deras bisa mengakibatkan delay akibat jarak pandang terlihat yang membahayakan pendaratan, sehingga pesawat yang sudah mau mendarat harus go-around atau naik kembali, dan tentu yang lain² akan memilih untuk holding daripada mengambil resiko jika jarak pandang dibawah ketentuan.  Diluar itu, jangan lupa turbulence yang cukup bikin beberapa orang memindahkan makanan pesawat yang barusan disantapnya dari dalam perut ke kantong yang telah disediakan oleh maskapai.

ATR72 ini beruntung menemukan celah di awal penerbangan sehingga tidak usah memutar jauh seperti ATR Garuda di gambar sebelumnya. Namun, ketika hendak mendarat di Surabaya, awan badaipun memaksanya untuk berputar-putar (7 Februari 2016).

Mengenai mendarat dalam kondisi hujan, masih ada penumpang yang merasa sedikit takut. Ketika hujan sedang lebat, dan final approach pesawat mengalami turbulence, ada juga yang merasa nyawanya ditaruh diujung tanduk oleh sang pilot. Masih cukup banyak juga (meskipun minoritas) penumpang yang sampai mengadu ke pemerintah ketika terjadi go-around dengan menuduh bahwa nyawa mereka terancam oleh aksi gaduh sang pilot, padahal aksi tersebut merupakan aksi yang dari segi safety, tidak bisa disalahkan sama sekali… (daripada ngglosor keluar landasan!)

Saya ingin menutup artikel ini dengan mengajak anda menyaksikan video aksi landing di Amsterdam pada musim panas tahun kemarin, pas sedang terjadi hujan badai, mirip dengan apa yang kita alami di musim hujan di Indonesia. Video ini memperlihatkan bahwa hal² seperti go-around, maupun turbulence di ketinggian rendah, adalah hal yang lumrah (meskipun tidak nyaman). Ingat, pilot ingin anda semua mendarat dengan aman (nyaman itu nomer ke sekian di prioritas faktor).

Bilamana anda melihat video ini anda sudah ketakutan, tenang, masih banyak video² lain yang lebih mengerikan! 🙂

 

Leave a Reply