Artikel / Bagian sebelumnya:

QZ8501: FBW Bag. 1 – Komputer² A320

Pada tanggal 22 Januari, saya diminta oleh salah satu media massa nasional untuk menjelaskan beberapa hal terkait informasi pesawat yang terlibat kecelakaan QZ8501, yaitu PK-AXC. Mereka ingin mengetahui apakah informasi yang mereka dapatkan mengakibatkan pesawat tersebut tidak layak terbang pada tanggal 28 Desember 2014.

T-Questions
Email yang saya terima mengenai PK-AXC dari 12 Desember hingga 26 Desember

Informasi ini sempat membuat saya kaget, bukan karena informasi maintenance yang dimuat didalam email tersebut, tetapi mengenai bagaimana mereka bisa mendapatkan informasi ini karena pihak maskapai dan investigasi kecelakaan selayaknya menyimpan rahasia data ini selama masa investigasi).

Anyway, yang saya artikan dari email tersebut:

  • 12-19 Desember defects write up: Auto Rudder Travel Limiter 1 and 2, ELAC fault.
  • Pengecekan lebih lanjut akhirnya menyimpulkan bahwa Rudder Travel Limiter 2 dinyatakan sebagai MEL Category C (10 hari untuk menyelesaikan masalahnya). Tanggal dimana hal ini dinyatakan tidak ada.
  • 21-25 Desember: Terdapat fault pada Auto Rudder Travel Limiter Sys(tem).
  • 26 Desember: FAC2 diganti (dengan FAC dari pesawat PK-AXV).

Saya bukanlah engineer pemeliharaan pesawat, namun saya tetap berusaha untuk menjawab pertanyaan² di email tersebut sebaik mungkin.

  • Jika fault tersebut terjadi sewaktu pesawat masih di darat, maka pesawat tersebut (sebaiknya) tidak terbang sebelum alat yang dilaporkan rusak di cek atau di non-aktifkan sesuai MEL (Minimum Equipment List) yang di approve untuk pesawat tersebut.
  • Jika komputer² yang dilaporkan bermasalah (FAC, dan juga ELAC) di-reset, dan fault tersebut hilang, maka pesawat bisa terbang dan fault tersebut akan ditelusuri dan ditangani setelah pesawat selesai terbang.
  • Write-up yang dilakukan harus di tindak lanjut oleh pihak maintenance untuk diagnostik dan perbaikan.
  • Rudder Travel Limiter 2 yang rusak bukanlah masalah selama dilakukan write-up sebagai MEL Category C, yang harus diselesaikan dalam waktu 10 hari setelah write-up.
  • MEL atau Minimum Equipment List pesawat menyatakan bahwa anda boleh terbang dengan salah satu dari 2 motor Rudder Travel Limiter yang rusak selama berada dalam MEL Category C.

Sayapun mencari informasi² tersebut di MEL untuk sistim² yang tercantum dalam email tersebut.

320-MEL

Dari penelusuran ini saya menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh pihak maskapai sudah benar dan tidak ada masalah. Akhirnya saya mendapatkan informasi bahwa MEL Category C untuk RTL2 dilakukan pada tanggal 19 Desember. Artinya, pesawat tersebut memang dibolehkan terbang dengan RTL2 yang rusak dan dinyatakan sebagai MEL Category C hingga akhir tanggal 29 Desember.

Saya juga menanyakan seseorang di Air Asia yang mengetahui masalah² ini dan dia menyatakan bahwa aksi maintenance yang dilakukan sudah dilakukan pada tanggal 26 Desember (dan tidak hanya mengganti FACnya saja), dan dilakukan sesuai Airbus AMM (Aircraft Maintenance Manual) dan TSM (Technical Service Manual), serta faults yang dilaporkan sudah tidak timbul lagi baik di darat maupun diudara.

Pada tanggal 29 Januari, Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyatakan pada press conference bahwa pesawat PK-AXC memang layak untuk terbang. Maka dengan itu saya bisa mempercayai penuh informasi yang saya dapatkan melalui rekan saya, bahwa aksi maintenance yang dilakukan sudah benar dan sesuai. Namun pada akhir hari tersebut, media mulai memuat berita bahwa awak pesawat “mematikan FAC” atau me-reset FAC di saat kejadian.

Apakah masalah rudder dan FAC tersebut memang kembali di hari nahas tersebut? Jika iya, apa yang bisa dilakukan kedua pilot pada menit² terakhir untuk bisa menyelamatkan pesawat?

Artikel / Bagian Berikutnya:

QZ8501: FBW Bag 3 – Prosedur Pilot untuk Sistim Rudder

Leave a Reply